Selasa, 30 November 2010

Tugas 5 Sospol (Struktur Sosial)

Tugas 5 Sospol (Struktur Politik)

Politik adalah suatu proses dimana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan. Dengan demikian struktur politik meliputi baik struktur hubungan antara manusia dengan manusia maupun struktur hubungan antara manusia dengan pemerintah. Selain itu, struktur politik dapat merupakan bangunan yang nampak secara jelas (kengkret) dan yang tak nampak secara jelas.
1. Kelompok Elite
Banyak teori yang dibuat oleh para ahli yang berhubungan dengan elite politik Klasifikasi elite menurut mosca ada dua:
a) Elite politik yang memerintah yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam pemerintahan.
b) Elite yang tidak memerintah yang merupakan sisa yang besar dari seluruh elite.
Kedua elite di atas masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda dalam usaha mereka menguasai dan mempengaruhi massa.
Dari banyaknya klasifikasi elite yang dibuat para ahli, ada beberapa tipe yang ideal mengenai elite politik. Tipologi ideal elite tersebut adalah sebagai berikut:
1) Elite dinastik adalah mereka yang bersala dari golongan aristokrasi, pedagang dan pemilik tanah. Tipe elite ini memberi kepemimpinan yang tertutup sifatnya, dengan keanggotaanya yang umumnya berasal dari anggota keluarga, sehingga dalam menyampaikan pesan (berkomunikasi) dengan khalayak terkesan ditutupi tidak terbuka sehingga kebijakan yang dibuat tidak diketahui secara jelas oleh khalayak hanya pada tatanan keluarga saja.
2) Elite kelas Menengah.
Kelompok ini merupaka elit baru yang ternyata dalam kemajuan hidupnya berdampingan dengan elite lama.Mereka berasal dari kelompok pedagang dan pengusaha.
3) Intelektual revolusioner. Merupakan kelompok baru yang muncul mengambil alih kepemimpinan nasional dan menyingkirkan elit lama dan mungkin juga budaya lama yang bersifat kolononial. Ideologi menekankan gagasan panggilan historis dan peran serta memiliki dedikasi tugas yang tinggi.
4) Administrator Kolonial. Elite ini mewakili dan bertanggung jawab kepada negara penjajah. Kepemimpinan mereka lebih menghandalkan kekuatan fisik dan ancaman daripada bujukan dan kompromi.
5) Elite Nasionalistik. Bagi elite nasionalis dinegara berkembang, nasionalisme masih merupakan sentimen daripada sistem pemikiran yang dijabarkan.

2. Kelompok Kepentingan
Anomik, Asosiasional, Nonasosional Mahasiswa dan Angkatan Muda Melihat sejarah politik Indonesia, lebih-lebih sejarah pergerakkan kemerdekaan, tak dapat di sangkal lagi bahwa gerakan angkatan muda pada ”era”nya selalu dilandasi idealisme. Oleh karena itu angkatan muda sebagai salah satu pengelompokan umur, khususnya mahasiswa, relatif mempunyai kematangan umur dan bekal pengetahuan, selalu merupakan kekuatan moral dalam saat kritis,sehingga dapat pula disebut sebagai golongan kepentingan anomik (anomic interest group). Karena landasannya kekuatan mmoral, kekuatan lainnya sering terpanggil dan terlibat atau melibatkan diri untuk bersama-sama memanifestasikan sikapnya dalam menghadapi berbagai masalah; maka dengan demikian terjadilah integrasi antarkekuatan.

3. Kelompok Birokrasi
Dengan mendefinisikan secara lebih sempit, Crouch, mencatat bahwa bureaucratic-polity (masyarakat politik birokrati) di Indonesia mengandung tiga ciri utama, yaitu : pertama, lembaga politik yang dominan adalah birokrasi. Kedua, lembaga-lembaga politik lainnya seperti parlemen, partai politik, dan kelompok-kelompok kepentingan berada dalam keadaan lemah, sehingga tidak mampu mengimbangi atau mengontol kekuatan birokrasi. Ketiga, massa di luar birokrasi secara politik dan ekonomis adalah pasif, yang sebagian adalah merupakan kelemahan parpol dan secara timbal balik menguatkan birokrasi .
Kecenderungan yang makin menguatnya peranan birokrasi, nampak dalam proses pengambilan keputusan, birokrasi tidak banyak melibatkan kekuatan sosial politik, dan lebih banyak bertumpu pada teknokrat. Selama ini pandangan teknokrat amat menentukan didalam meletakkan arah pembangunan ekonomi yang menekankan stabilitas, anggaran berimbang, peletakan jaringan pasar dan infra struktur, politik investasi terbuka dan sebagainya. Sementara penetrasi birokrasi didalam kehidupan kehidupan ekonomi, sosial, politik dan cultural, semakin meningkat Kondisi seperti ini akan membawa akibat segala kebijaksanaan lebih banyak ditentukan oleh birokrat dengan keputusan-keputusan yang amat dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan teknokratis yang non politis.
Fenomena seperti ini oleh Jackson, disebut bureaucratic polity yang tercermin dalam besarnya kekuasaan birokrasi vis-avis lembaga-lembaga perwakilan dan infra struktur, politik seperti partai politik dan ormas. Akibatnya biaya politik (polical cost) yang harus dibayar karena timbulnya kepolitikan yang tidak berimbang (unbalanced polity), lemahnya control sosial, berhimpitnya struktur ekonomi dengan struktur politik, kaburnya batas penguasa dengan penguasa, dan sebagainya.

4. Massa
Media massa dianggap memiliki peranan yang unik dalam pembangunan politik, karena memiliki suatu instrumen teknologi yang independen, yang produknya dapat menjangkau ke tengah-tengah masyarakat dalam jumlah yang besar (Gerbner dalam McQail, 1987). Di samping itu, media massa menganggap diri sebagai perantara yang independen antara pemerintah dengan publik.
Sebagian informasi, khususnya yang disampaikan oleh media massa akan melintasi garis-garis batas geografis dan kelas sosial. Namun dua karakteristik perubahan attitude akan membatasi dampak media tersebut.
Yang pertama adalah interpretasi informasi melalui media massa tentunya akan dilakukan oleh para pemimpin opini. Pemimpin opini itu sendiri akan amat dipengaruhi oleh hubungan antar personanya (jaringan sosialnya), yang menurut penelitian selama ini menunjukkan hasil yang konsisten, bahwa pengaruhnya lebih kuat dalam hal persuasi ketimbang media massa.
Yang kedua, sekalipun secara persis masih diperdebatkan, tapi dalam banyak hal media massa diakui sebagai saluran yang berkemampuan untuk menyampaikan lebih dari sekedar informasi politik. Artinya, media massa dapat dibuktikan mempunyai efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik suatu masyarakat. Kekuatan media, dalam kaitan ini, menurut Gurevitch dan Blumler (dalam Nasution, 1990) bersumber dalam tiga hal, yaitu struktural, psikologis, dan bersifat normatif. Akar struktural kekuatan media massa bersumber pada kemampuannya yang unik untuk menyediakan khalayak bagi para politisi yang ukuran dan komposisinya tidak akan diperoleh para politisi dimaksud melalui alat yang lain. Sedangkan akar psikologis dari kekuatan media bersumber pada hubungan kepercayaan dan keyakinan yang berhasil diperoleh (meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda) oleh organisasi media dari anggota khalayaknya masing-masing. Ikatan saling percaya ini tumbuh berdasarkan pada pemenuhan harapan khalayak selama ini dan validasi dari hubungan percaya mempercayai di masa lampau antara media yang bersangkutan dengan khalayaknya.

Senin, 29 November 2010

Tulisan (tentang Proses Pemilihan Umum Daerah)

Proses demokrasi di Indonesia terus berkembang, salah satu bentuk demokrasi yang paling nyata adalah adanya pemilihan umum. kita semua mengetahui pada tahun 2005 terdapat perubahan sistem pemilu yang diwujudkan pemerintahan, yaitu adanya pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. hal tersebut juga berlaku untuk pemilihan kepala daerah atau biasa disebut dengan pemilukada.
seorang calon kepala daerah selain ada yang berasal dari kalangan profesional atau independen, biasanya berasal dari perwakilan parpol atau partai tersebut mengajukan salah satu kadernya untuk dicalonkan sebagai kepala daerah.
seperti pemilu seorang presiden, pemilihan umum daerah juga memerlukansosialisai kepada masyarakat setempat diman pemilu tersebut akan dilangsungkan. dalam hal ini kerja keras parpol yang mengusung kadernya untuk dijagokan sangat penting agar masyarakat mengetahui calon yang diajukan parpol tersebut memang pantas untuk menduduki kursi kepala daerah.
dalam mempromosikan seorang calon kepala daerah, masyarakat penting untuk diberitahukan mengenai visi dan misi calon tersebut, bagaiman kebijakannya mengenai masalah yang ada saat ini, serta apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan daerah tersebut. tugas parpol (biasanya disebut sebagai tim sukses dalam pemilu) dalam mempromosikan kadernya akan berdampak pada hasil akhir ketika pemilu dilangsungkan. apabila calon tersebut berhasil menempatkan diri sebagai kepala daerah maka berarti tim sukses dari parpol tersebut telah sukses menayakinkan masyarakat untuk memilih pasangan yang diusung dari parpol itu. hanya tinggal bagaiman parpol tersebut mewujudkan janji-janji yang telah diberikan pada saat sosialisasi agar rakyat tidak kecewa.

Tugas 4 Sospol (Fungsi_fungsi politik)

Tugas 4 Sospol (Fungsi-fungsi politik)
1. Sosialisasi politik
Menurut Rachman ( 2006) menjelaskan dari pengertian sosialisasi Politik berasal dari dua kata yaitu Sosialisasi dan Politik. Sosialisasi berarti pemasyarakatan dan Politik berarti urusan negara. Jadi secara etimologis Sosialisasi Politik adalah pemasyarakatan urusan negara. Urusan Negara yang dimaksud adalah semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan menurut Michael Rush dan Phillip Althoff yang dikutip dari http://setabasri01.blogspot.com menjelaskan Sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik juga sarana bagi suatu suatu generasi untuk mewariskan keyakinan-keyakinan politiknya kepada generasi sesudahnya. Sosialisasi politik ini merupakan proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dan pengalaman-pengalaman politiknya yang relevan dan memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya.
Sosialisasi politik mempunyai tujuan menumbuh kembangkan serta menguatkan sikap politik dikalangan masyarakat (penduduk) secara umum (menyeluruh), atau bagian-bagian dari penduduk, atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan politik, administrative, judicial tertentu.
Menurut Hyman dalam buku panduan Rusnaini ( 2008) sosialisasi politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan baik belajar secara emosional (emotional learning) maupun indoktrinasi politik yang manifes dan dimediai oleh segala partisipasi dan pengalaman si individu yang menjalaninya. Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik.
Cth : sosialisasi partai politik pada saat kampanye kepada masyarakat.

2. Rekrutmen Politik
Rekrutmrn politik merupakanpengambilan / regenerasi di dunia politik guna meneruskan perjuangan politik di negara.
Cth: rekrutmen untuk anggota parpol / kader parpol.

3. Komunikasi politik
Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”. Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang terjadi pada saat keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem politik.
Cth: cara bagaimana mengomentari dunia politik dengan baik dan santun

4. Stratifikasi Politik
Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia berarti urusan. Stratifikasi Politik Nasional Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut ;
1. Tingkat penentu kebijakan puncak
2. Tingkat kebijakan umum
3. Tingkat penentu kebijakan khusus
4. Tingkat penentu kebijakan teknis
5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah mempunyai arti yang berbeda-beda.

Tugas 3 Sospol

Tugas 3 Sospol (Bentuk Sistem Politik Di Indonesia sesuai UUD 45)



Sistem Politik Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik.
Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
1. Ide kedaulatan rakyat
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Bentuk Republik
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem Perwakilan
7. Sistem peemrintahan presidensiil

Senin, 18 Oktober 2010

Tulisan tentang Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat saat ini

Pelacuran di kalangan pelajar

Menurut Encyclopaedia Britannica (1973-74), pelacuran dapat didefinisikan sebagai: ”Praktek hubungan seksual sesaat, yang kurang lebih dilakukan siapa saja (promiskuitas), untuk imbalan berupa upah. Dengan demikian pelacuran dikarakteristikkan oleh tiga unsur utama : pembayaran, promiskuitas dan ketidakacuhan emosional”.
Secara keseluruhan dapat diamati bahwa terdapat tiga elemen utama dari pelacuran yang dikenal luas: ekonomi, seksual, dan psikologi (struktur psiko_individual, emosional). Karena kesemua unsur ini terdapat dalam kebanyakan hubungan seksual, persoalan utama yang dipedebatkan terletak pada bagaimana seorang pelacur dapat dibedakan dari perempuan lain. Satu definisi menempatkan pelacur di bawah isu pekerjaan, kelangkaan akan pelayanan dan keterampilan seksual serta hasrat promiskuitas. Definisi lain menempatkan pelacuran di bawah kebudayaan patriarki. Karena kebudayaan patriarki mendefinisikan seksualitas perempuan di bawah wilayah dominasi pria, yakni untuk melayani kebutuhan pria, tak ada perbedaan dapat ditetapkan antar pelacur dan perempuan lain. Dalam pengertian semacam itu, pelacuran tak dapat diterima sebagai sebuah pekerjaan melainkan hanya sebagai salah satu bentuk penindasan terdahap martabat perempuan.
Kedua definisi tersebut mengandung persoalan yang lahir dari generalisasi berlebihan terhadap aspek ekonomi pelacuran (pemanfaatan dan kelangkaan kecakapan seksual) dan aspek politis pelacuran (dominasi dan keseweng-wenangan pria).
Pelacuran non-keagamaan muncul baik dikalangan kelas yang berkuasa maupun di strata sosial yang lebih rendah di kelas penguasa, pelacuran seringkali tidak dikutuk melainkan dihargai dengan satu dan cara lain. Pada sisi paralel lain dari kaum pelacur yang melayani kelas penguasa adalah mereka yang melayani strata masyarakat lebih rendah. Mereka dapat diidentifikasi, diisolasi dan mengemban stigma sosial. Demikianlah berbagai prubahan historis telah mentransformasikan posisi pelacur istimewa maupun pelacur kalangan rendah.
Dewasa ini pelacuran di kalangan pelajar sudah menjadi rahasia umum. Pelacuran yang biasanya dilakoni oleh wanita dewasa sekarang telah bergeser ke anak pelajar. Bergesernya pelaku pelacuran bisa disebabkan oleh perkembangan jaman, sumber informasi yang terlalu bebas dari dunia luar, dan hilangnya norma dalam masyarakat. Faktor lain yang melatarbelakangi pelacuran pelajar ini adalah faktor ekonomi, kurang pengetahuan tentang seks secara benar, kurang perhatian orang tua, hingga pergaulan.
Umumnya, para pelajar tersebut menjajakan dirinya seusai jam sekolah & yang membuat lebih miris lagi, mereka melakukan hal tersebut dengan masih menggunakkan seragam sekolah. Para lelaki hidung belang yang mengencani mereka mengaku bahwa mereka lebih suka berkencan dengan pelajar tersebut karena tarifnya yang relatif lebih murah dari pelacur dewasa.
Maraknya pelacuran di kalangan pelajar membuat kita yang mendengar dan mengetahuinya menjadi miris. Oleh karena itu, perhatian orang tua dan pergaulan sangat berpengaruh mencegah terjadinya hal tersebut. Agar para pelajar penerus bangsa ini tidak salah jalan dalam menapaki masa depannya.

Tugas 2 Sospol

Tugas 2
Pertanyaan
1. Apa perbedaan dari pola hidup masyarakat yang terstratifikasi?
2. Jelaskan teori-teori yang terdapat dalam struktur sosial / masyarakat saat ini! Beri contoh masing-masing.

Jawaban
1. Stratifikasi pada masyarakat jelas menjadikan pola hidup masyarakat yang terstratifikasi berbeda pula, misalnya stratifikasi masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi (harta kekayaan), untuk masyarakat lapisan atas (kaya) ketika pergi mereka terbiasa menggunakan kendaraan pribadi yang mewah, sedangkan untuk masyarakat menengah menggunakan kendaraan bermotor dan untuk masyarakat bawah (miskin) menggunakan kendaraan umum.

2. Pemikiran struktur fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologi yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan
Teori Durkheim mengemukakan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan.
Contoh: pola hidup yang berbeda antara si miskin dengan si kaya.

Tugas 1 Sospol

Tugas 1

Pertanyaan:
1. Apakah definisi dari:
a. Sosiologi dan sifat-sifat sosiologi?
b. Politik dan teori-teori ilmu politik?
c. Ekonomi dan teori-teori ilmu ekonomi yang anda ketahui?
2. Apakah objek-objek dari sosiologi politik dan ekonomi?

Jawaban:
1. a. Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam (Soekanto, 1982:20-23) mengungkapkan mengenai beberapa sifat hakikat sosiologi sebagai berikut:
1. Sosiologi adalah suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative, akan tetapi merupakan disiplin yang kategoris. Artinya sosiologi membatasi pada apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang terjadi dan seharusnya terjadi.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan yang terpakai (applied science).
4. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret.
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Artinya, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar umat manusia dan juga perihal sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Artinya, bahwa hal ini berkaitan denngansoal metode sosiologi yang digunakan.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada dalam setiap interaksi antar manusia.

b. Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Teori politik memiliki dua makna: makna pertama menunjuk teori sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh teori politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah teori politik Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah teori politik yang berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam tulisannya Madilog . merupakan contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan Soekarno merupakan contoh lain.
Sedangkan teori politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan dengan teori struktural - fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiolog), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Konsep sistem politik sendiri merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji kehidupan politik (sesungguhnya diturunkan dari konsep sistem sosial).
c. Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memiluh dan menciptakan kemakmuran.
Teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi adalah teori pasar bebas dan teori lingkaran ekonomi.
2. Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Objek dari sosiologi politik adalah masyarakat yang berhubungan dengan dunia politik. Objek dari ekonomi adalah para pelaku ekonomi seperti, pemerintah, produsen, rumah tangga, konsumen dll.

Rabu, 19 Mei 2010

green accounting

Green akuntansi
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas
Green akuntansi adalah jenis akuntansi yang mencoba untuk faktor biaya lingkungan ke dalam hasil keuangan usaha . Telah dikemukakan bahwa produk domestik bruto mengabaikan lingkungan dan oleh karena itu pembuat keputusan membutuhkan model revisi yang menggabungkan akuntansi hijau "akuntansi nasional hijau,". Istilah ini pertama kali dibawa ke umum digunakan oleh ekonom profesor berpengaruh Petrus Kayu di 80's. Ini adalah praktek kontroversial Namun, karena deplesi sudah faktor dalam akuntansi untuk industri ekstraksi dan akuntansi untuk eksternalitas dapat sewenang-wenang. Julian Lincoln Simon , seorang profesor bisnis administrasi di University of Maryland dan Senior Fellow di Institut Cato, berpendapat bahwa penggunaan sumber daya alam hasil kekayaan yang lebih besar, seperti yang dibuktikan oleh harga jatuh dari waktu ke waktu dari hampir semua sumber daya yang tidak bisa diperbarui.

http://en.wikipedia.org/wiki/Green_accounting

teknik-teknik sampling

Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.
Tahapan sampling adalah:
· Mendefinisikan populasi hendak diamati
· Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa yang mungkin
· Menentukan metode sampling yang tepat
· Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
· Melakukan pengecekan ulang proses sampling
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_sampling

Sabtu, 15 Mei 2010

EMOSI IREN

EMOSI IREN

“ Oh.. engge Pak De. Kalo begitu kapan Pak De datang?”
Terdengar suara Papa di ujung telepon.
............
”Oh.. Senin toh! Yaudah kalo begitu nanti saya suruh Iren buat jemput Pak De ngge?
............
”Uwis ra papa Pak De”
............
”Yo..sami-sami Pak De”
Seusai Papa menutup telepon, Iren langsung menerobos bertanya.
”Tadi itu siapa Pa? Trus kok nama Iren disebut-sebut?” Tanya Iren penuh keingintahuan.
”Pak De Marno. Katanya Pak De mau kesini besok hari Senin, Kamu jemput yah!” Jawab Papa santai.
”Pak De Marno? Yang mana yah? Perasaan baru denger?” Tanya Iren bingung.
”Oh iya. Beliau memang baru dua kali ke Jakarta. Kamu dulu pernah ketemu waktu kelas 6 SD.”
”Ya ampun Pah. Ya udah lupalah giman wajahnya. Mas Didi aja kenapa sih yang jemput! Besok kan dia ngga kuliah”. Gumam Iren.
”Eh engga bisa! Kan elo yang disuruh lagian besok gue ada janji sama Dea, udah dibatalin dua kali nih Ren. Ntar dia marah lagi sama gue! Yaaah, pliiiiiss..” Rengek Didi sambil memegang pipi adiknya plus dengan wajah memelas.
”Huh, Dea mulu sih dipikirin..” Ucap Iren BT.
”Iya, Ren. Udahlah kamu aja ya sayang” Bela Mama.
”tapi kan Pa, Iren ngga tahu mukanya kayak gimana. Trus gimana bisa ketemu dong?” Balas Iren cari alasan.
Yaa nanti Papa suruh Pak De tunggu di pintu keluar deh”
”Oia Pah, mobilnya kan masih di bengkel?” Tanya Mama.
”Tadi Papa udah ngomong sama orang bemngkel, katanya besok bisa diambil. Jam dua nanti kamu ambil di bengkel ya Ren, trus jam empat kamu ke stasiunnya.” Jelas Papa.
Tanpa berkomentar apa-apa Iren hanya memanyunkan bibirnya dan melirik ke arah Mas Didi yang tersenyum sangan puas. Tinggal Iren menatap abangny itu penuh dendam.
* * *
Bel pulang sekolah sudah berdering. Satu persatu teman sekelas Iren meninggalkan kelasnya. Namun Iren masih melamun, buku-buku di atas mejanya pun belum dirapikan.
”Woy, bengong aja lo! Mau pulang ngga?” Bentak Meli teman sebangkunya yang sedang menyemprotkan parfum ke tubuhnya.
”Busyet dah, wanginya! Gue hampir pingsan nih Mel!” ucap Iren sampil menutup rapat-rapat hidungnya.
”Yee, daripada lo bauu!!” Sanggah Meli ”Yee udah cepet mau balik ngga?!”
Sambil merapikan bukunya, Iren bicara.
”Mel, anterin gue ke bengkel yuk. Mao ngambil mobil nih entar sore gue disuruh jemput Pak De gue. Maksud gue, kan gue jemputnya sore jadi gue bisa tidur dulu gitu di rumah lo! Hehehe..” ucap Iren tersenyum imut.
“Ugh, dasar lo! Ya udah yuk!”
* * *
”Ren, Ren! Bangun Ren! Lo ngga jadi jemput Pak De lo!”
”jadi, ntar dulu ahh bentar lagi” jawab Iren super malas bin lemas.
”Udah jam setengah lima tuh!” Teriak Meli.
”Haahhh...!! aduh, lo kenapa ngga bangunin gue dari tadi sih?!”Omel Iren.
“Yee, dasar elo aja yang kebluk. Mulut gue udah ampe bebusa nih ngebangunin elo!” Meli balas mengomel.
”Ya udah ye. Thanks Mel. Byeee!! Teriak Iren sambil berlari keluar kamar dengan terburu-buru.
* * *
Di perjalanan Iren ngebut abis-abisan sambil sesekali melihat ke arah jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Tiba-tiba sesampainya di depan stasiun Iren ngerem mendadak. Ia keluar dengan membanting pintu mobilnya plus mukanya yang marah.
”Aduh Bapak gimana sih, kalo nyebrang liat-liat dong!! Lagian kalo Bapak ketabrak, saya juga yang disalahin. Engga tahu apa orang lagi buru-buru!!” Ucap Iren dengan nada sangat marah.
Selesai Iren memaki bapak itu yang masih terdiam membisu lalu ia kembali ke dalam mobil dan memarkirkannya. Sesegera mungkin ia berlari menuju ke lobi. Sesampainya disana Iren ingat bahwa Paanya menyuruhnya menunggu di pintu keluar. Lalu ia berlari ke pintu keluar namun tak ada seorangpun menunggu di situ. Akhirnya Iren bertanya ke loket dan penjaga apakah kereta yang dimaksud sudah tiba. Namun sang penjaga memberitahukannya bahwa kereta itu sudah sejak tadi tiba. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 5.45. Sambil merapikan poninya yang lusuh Iren mengambil keputusan untuknya pulang kerumahnya.
* * *
Sesampainya di rumah, dengan kaki yang melangkah lemas Iren menaiki anak tangga di depan ters rumahnya. Dari dalah ruangan tamu terdengan suara riuh Papa dan Mamany. Dalam kepalanya Iren memikirkan apa yang harus dikatakannya kepada orangtuannya.
”Assalamualaikum” Salam Iren, sejenak kemudian mata Iren terbelalak.
”Walaikumsalam” Jawab mereka.
”Kamu gimana sih sayang, disuruh jemput tapi Pak Denya malah dateng sendirian.” Tanya Mama dengan nada heran.
Ia melihat sosok seorang lelaki yang duduk tak jauh dari Ayahnya. Sepertinya Ia mengenal sosok lelaki itu. Tanpa berkedip Iren menatapnya. Lalu kemudian dia mengingatnya, Ia ingat bahwa ternyata lelaki itu adalah Bapak yang hampir ditabraknya tadi di depan stasiun.
”Hey, kok malah bengong sih.” Ucapan Mama mengagetkan Iren.
Iren terperangan dan tersenyum meringis menatap mata lelaki itu yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Pak De yang seharusnya ia temui di stasiun tadi. Lalu ia berjalan mendekati dan mencium punggung tangan Pak Denya itu.
”Maaf ya Pak De tadi...” Ucap Iren dengan terbata-bata.
”Iya. Engga apa-apa. Ternyata tadi itu kamu toh Ren.”
Iren menunduk tersenyum malu.

Rumitnya Masalah Banjir di Jakarta

Rumitnya Masalah Banjir di Jakarta

Ditulis oleh wahyuancol di/pada Februari4, 2007

Banjir dapat dipastikan terjadi setiap tahun di Jakarta pada bulan Januari-Febuari. Meskipun demikian, persoalan itu sangat rumit untuk diselesaikan. Mengapa? Persoalannya ternyata tidak hanya berkaitan dengan kondisi alam, tetapi juga menyangkut hubungan antar daerah yang makin diperumit oleh otonomi daerah. Sikap masyarakat pun ternyata juga menjadi masalah tersendiri.

Banjir benar-benar telah melanda Jakarta. Bila kemaren Jum’at 2 Febuari 2007 Jakarta dinyatakan Siaga III, maka pada hari Sabtu 3 Febuari 2007 telah dinyatakan Siaga I dalam menghadapi masalah banjir. Banjir kali ini mengingatkan kita pada banjir pada tahun 2002 yang lalu. Siklus banjir lima tahunan telah datang.Dengan banjir ini, berbagai upaya mengatasi masalah banjir yang telah dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun (2002 – 2007) seakan tidak ada artinya. Berbagai pernyataan yang muncul sebelumnya tentang kesiapan menghadapi banjir, telah terbukti hanya isapan jempol belaka.

Persoalan banjir di Jakarta tidak mungkin diselesaikan oleh Jakarta sendiri. Sama-sama kita ketahui bahwa air yang datang melanda Jakarta datang dari Bogor. Kenyataan ini adalah hal yang tidak mungkin di nafikan. Setiap musim hujan tiba, volume air yang datang dari Bogor tidak sanggup ditampung oleh sistem aliran sungai yang melintas di Jakarta. Keadaan ini terekspresikan dengan hadirnya Banjir. Berbagai ide untuk menyelesaikan masalah banjir di jakarta ini sebenarnya telah dikemukakan. Perlunya upaya yang terpadu untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta juga telah diungkapkan sejak lama oleh para ahli. Tetapi semua usulan yang diajukan itu kandas.

http://wahyuancol.wordpress.com/2007/02/04/rumitnya-masalah-banjir-di-jakarta/

Selasa, 02 Maret 2010

Musim Hujan Tiba, Banjir pun Melanda

Apa yang salah dengan tata ruang perkotaan di Indonesia?

Dewasa ini, banjir seolah menghiasi layar kaca kaca Anda. Ya, musim hujan telah tiba banjirpun melanda ibukota. Ruas jalan yang semakin sempit, penduduk yang semakin banyak, ditambah dengan sikap penduduk yang masih suka membuang sampah ke sungai membuat air sungai menguap ketika hujan deras tiba. Selain hal itu, tata ruang perkotaanpu dirasa kurang baik, hal ini terlihat dari banyaknya bangunan yang berada di ruang terbuka hijau. Bila sudah seperti ini, maka siapa yang akan disalahkan??
Banjir seolah menjadi momok yang menakutkan bagi warga jakarta terlebih lagi ketika musim penghujan datang. Bertahun-tahun masalah ini tak kunjung selesai, proyek KBT (Kanal banjir timur) pun sampai saat ini tak kunjung terselesaikan. Memang, ini tak semata-mata tugas yang hanya harus diselesaikan oleh pemerintah. Namun, masyarakatpun ada baiknya bila mulai saat ini peduli akan lingkungan sekitar dan menerapkan hidup bersih. Sebaiknya pemerintah di samping menyelesaikan program penanganan banjir juga harus tegas dalam memberi sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang berdiri di area ruang terbuka hijau, dan mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat yang masih rendah pengetahuannya tentang lingkungan, untuk bersama-sama agar peduli terhadap lingkungan. Karena membangun dan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi adalah tugas dan kewajiban setiap warga negara di dalamnya.